RESENSI FILM SANG PENCERAH
OLEH :
HELMA HERAWATI
Judul : Sang Pencerah
Produser : Raam Punjabi
Director : Hanung Bramantyo
Sutradara : Hanung Bramantyo
Penulis : Hanung Bramantyo
Produksi : MVP Pictures
Genre : Historical(sejarah),Indonesia Tahun 2010
Jenis Film : Drama Islami
Durasi : 112 menit
Tanggal Rilis : 8 September 2010
Sinematografi : Tya Subiyakto Satrio
Penyunting : Wawan I.Wibowo
Pemeran :
1. Lukman Sardi sebagai K.H. Ahmad Dahlan
2. Muhammad Ihsan Tarore
sebagai Muhammad Darwis muda
3. Zaskia
Adya Mecca sebagai Siti Walidah
4. Slamet Rahardjo
sebagai Kyai Cholil Kamaludiningrat
5. Giring Ganesha
sebagai Sudja
6. Ikranagara
7. Yati Surachman
8. Sujiwo Tejo
9. Dennis Adhiswara
10. Agus Kuncoro
11. Bryan Andrew
Diangkat Dari novel karya seorang wartawan-sastrawan,
yaitu Akmal Nasery Basral
Salah satu film yang sangat menarik untuk ditonton adalah film yang
berjudul Sang Pencerah, Saya menonton film ini sudah berulangkali namun tidak sedikitpun saya
merasa bosan, ini karena para pemainnya sungguh pintar berakting,mereka sangat
menjiwai perannya masing-masing hingga kita larut dengan perasan dan merasa berada pada zamannya, itulah sebab
pesan-pesan yang terkandung di dalam film ini mudah tersampaikan ke hati para
penonton.
Padahal sebelumnya saya sering bertanya-tanya, siapa sih! KH Ahmad
Dahlan, yang nama selalu di sebut-sebut, Apa itu Muhammadiyah hingga namanya
terkenal ke penjuru dunia, dengan menonton film ini saya mengerti dan memahami semua itu.
Film ini menceritakan perjuangan
KH.Ahmad Dahlan dalam mendalami dan mendakwahkan islam serta mendirikan
organisasi Muhammadiyah
Film ini begitu menarik untuk ditonton dan dicermati karena film ini
diangkat dari sebuah novel yang ditulis oleh seorang novelis terkenal yaitu Akmal
Nasery Basral yang keseharian dipanggil Uda Akmal, selain seorang novelis
beliau juga mantan wartawan asal Indonesia berdarah Minangkabau yang sudah
menulis 25 judul buku. Uda Akmal menerima penghargaan National Writer's Award
2021 kategori fiksi dari Perkumpulan Penulis Nasional SATUPENA.
Sang pencerah adalah sebuah film yang mengisahkan pada suatu kampung terbesar di Yogyakarta yakni kampung kauman dengan masjid besar sebagai pusat kegiatan agama yang dipimpin seorang penghulu serta diberikan gelar Kamaludiningrat pada tahun 1868.
Setting waktu dalam film ini adalah antara tahun 1867-1912 di daerah istimewa Yogyakarta. Saat itu Islam dipengaruhi Oleh ajaran Syeh Siti Jenar yang meletakkan raja sebagai perwujudan Tuhan,sebab itulah masyarakat kampung kauman kala itu mulai bergeser kearah sesat,syirik Dan bid'ah.
Seorang pemuda bernama Ahmad Darwis yang kemudian
mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji dan memperdalam
mempelajari agama Islam di Mekkah selama 5 tahun yang berniat untuk meluruskan
pemahaman masyarakat kampung kauman kala itu.
Ia adalah
pemuda yang sadar bahwa Masjid Besar Kauman yang selama ini diyakini kearah
barat ternyata bukan menghadap ke ka'bah melainkan ke Afrika.Sontak,para kiai
termasuk penghulu di Masjid Besar Kauman menganggap Ahmad Dahlan membangkang
Dari aturan yang Sudan berjalan selama berabad-abad lampau.
Ahmad Dahlan yang mendapat amanat untuk meneruskan
langgar atau surau milik K.H Abu Bakar,yakni ayahnya.ia memanfaatkan surau
tersebut untuk membuka forum pengajian,namun hal ini dianggap melenceng oleh
ulama yang lebih senior.Akhirnya surau tersebut dibongkar paksa.Tidak sampai
disitu,Ahmad Dahlan juga diusir oleh masyarakat kampung kauman,namun tindakan
ini dicegah oleh pamannya.Kemudian,Ahmad Dahlan kembali membangun surau ata
langgar,banyak masyarakat yang menyebut Ahmad Dahlan sebagai kyai
kafir.
Pada suatu masa K.H Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah
yang buka secara gratis untuk umum.Namun,tindakan ini mendapat tolakan Dari
guru-guru besar yang mengajari K.H Ahmad Dahlan saat menuntut ilmu karena
menggunakan fasilitas kaum kafir,seperti meja kursi,DLL.
Tidak mau larut dalam
kesedihan,K.H Ahmad Dahlan belajar tentang pembentukan organisasi dengan Budi
Utomo setelah itu beliau langsung membentuk organisasi bernama
"Muhammadiyah" yang artinya pengikut Nabi Muhammad SAW.Yang bertujuan
mendidik umat islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Sekaligu beliau menjabat sebagai presiden atau kepala didalam organisasi
tersebut.
Kelebihan Film
Film ini mengajarkan kita untuk terus berjuang dalam menegakkan kebenaran,dapat meneladani sifat K.H.Ahmad Dahlan yang tidak memiliki rasa dendam dan beliau memiliki semangat serta bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu agama islam. Mengajarkan tentang toleransi.Merinci kehidupan atau perjuangan yang dilakukan oleh K.H Ahmad Dahlan. Film dapat ditonton oleh berbagai kalangan usia.
Kekurangan Film
Masih banyak masyarakat yang mudah terpengaruh dengan ajaran sesat,sehingga mereka mudah dipengaruhi atau dihasut untuk menjauhi agama islam yang benar.
Kesimpulan
Film ini mengenalkan kita tentang
pembentukan organisasi Muhammadiyyah serta mengajak kita untuk mengetahui islam
yang sebenarnya menurut sunnah Rasullah.
Simak kisah selengkapnya pada link berikut ini:
https://www.youtube.com/results?search_query=sang+pencerah+full+movie+indonesia
Wallahu A'lam Bisshawab. Yogyakarta, 17 -03 -2023
BIOGRAFI PENULIS
HELMA HERAWATI, M.P
Lahir dari pasangan suami istri Syafni bin Rajo Ameh dan Jasmina binti talib, pada tanggal 7 Februari 1970, di desa Siulak Panjang, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci-JAMBI, Menempuh Pendikan di SD 126/III Siulak Panjang 1 (1983), SMP Negeri Siulak (1986), SPG Negeri Sungai Penuh (1986), DII-PGSD di Universitas Terbuka Jambi (2000) S1-PGSD (2010), dan S2-Magister Teknologi Pendidikan (2014) di Universitas Negeri Jambi.
Pengalaman
Pekerjaan sebagai guru PNS di SD 37/IX Rukam (1992-2003), dan SD 211
Mendalo-Jambi (2003 – 2016) kemudian hijrah ke jogja, di SD Negeri Jetis 1 yogyakarta, Penulis memulai karier dengan bergabung
sebagai anggota PERRUAS, Rumah Seni Asnur Jakarta dan menghasilkan karya seni
berupa buku antalogi pantun yang berjudul PANTUN MUTIARA BUDAYA INDONESIA.
Anda
bisa berkenalan melalui:
hp / wa
085369151570,
e-mail helma.herawati@gmail.com
helma
herawati insan cendikia blogspot.com
youtube
helma herawati
Komentar
Posting Komentar