8 Masalah Kesehatan akibat Kabut Asap dan Cara Mengatasi
8 Masalah Kesehatan akibat Kabut
Asap dan Cara Mengatasi
Musibah kabut asap akibat kebakaran
lahan dan hutan telah meluas di seluruh wilayah Riau, jambi dan daerah sekitarnya. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kondisi kualitas udara di daerah ini
sudah masuk pada level berbahaya.
Menanggapi musibah ini, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama, di Jakarta, Jumat (14/3), mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan waspada terhadap 8 masalah kesehatan akibat kabut asap.
Pertama, kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungki juga infeksi.
Kedua, kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, dan penyakit paru kronik.
Ketiga, kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah serta mengalami kesulitan bernapas.
Keempat, bagi yang berusia lanjut dan anak-anak , yang punya penyakir kronik dengan daya tahan tubuh rendah serta wanita yang sedang hamil, akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
Kelima, kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
Keenam, secara umum berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
Ketujuh, bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
Kedelapan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) lebih mudah terjadi. "Terutama karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri atau virus penyebab penyakit dan buruknya lingkungan," kata Tjandra.
Untuk melindungi diri dari risiko gangguan kesehatan akibat kabut asap tersebut, menurut Tjandra, masyarakat perlu melakukan 8 langkah berikut.
Pertama, masyarakat perlu menghindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
Kedua, jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
Ketiga, minumlah air putih lebih banyak dan lebih sering.
Keempat, bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. "Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain," kata Tjandra.
Kelima, selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti makan bergizi, jangan merokok, dan istirahat yang cukup.
Keenam, upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah / sekolah / kantor dan ruang tertutup lainnya.
Ketujuh, penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
Kedelapan, buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi. Di samping bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu di masak dengan baik. [D-13/N-6]
Menanggapi musibah ini, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama, di Jakarta, Jumat (14/3), mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan waspada terhadap 8 masalah kesehatan akibat kabut asap.
Pertama, kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungki juga infeksi.
Kedua, kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, dan penyakit paru kronik.
Ketiga, kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah serta mengalami kesulitan bernapas.
Keempat, bagi yang berusia lanjut dan anak-anak , yang punya penyakir kronik dengan daya tahan tubuh rendah serta wanita yang sedang hamil, akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
Kelima, kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
Keenam, secara umum berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
Ketujuh, bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
Kedelapan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) lebih mudah terjadi. "Terutama karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri atau virus penyebab penyakit dan buruknya lingkungan," kata Tjandra.
Untuk melindungi diri dari risiko gangguan kesehatan akibat kabut asap tersebut, menurut Tjandra, masyarakat perlu melakukan 8 langkah berikut.
Pertama, masyarakat perlu menghindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
Kedua, jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
Ketiga, minumlah air putih lebih banyak dan lebih sering.
Keempat, bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. "Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain," kata Tjandra.
Kelima, selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti makan bergizi, jangan merokok, dan istirahat yang cukup.
Keenam, upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah / sekolah / kantor dan ruang tertutup lainnya.
Ketujuh, penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
Kedelapan, buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi. Di samping bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu di masak dengan baik. [D-13/N-6]
http://www.suarapembaruan.com/nasional/8-masalah-kesehatan-akibat-kabut-asap-dan-cara-mengatasi/51225
Komentar
Posting Komentar